Sektor Pariwisata Seret Pelaku Usaha Ubah Strategi

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Hal yang sama diakui Rohmat Hidayat, pengelola destinasi pulau dan pantai Mengkudu. Destinasi di Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni itu sebutnya telah berinvestasi dalam fasilitas. Rumah apung berkonsep perahu, jembatan swafoto, saung, toilet hingga kano, perahu, banana boat ditambah. Investasi itu dilakukan untuk menggaet pengunjung yang datang. Namun ia memastikan sebagian modal belum kembali.

Menurunnya kunjungan dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan berbagai istilah membuat pemasukan berkurang. Pernah mendapat kunjungan sebanyak 1.000 orang saat tahun baru 2020, kini kunjungan perpekan hanya mencapai ratusan. Jumlah itu pun berasal dari pengunjung kelompok saat melakukan outbound.

“Bagi pendapatan tiket tentunya belum bisa menutupi operasional sehingga harus berhemat dengan merawat fasilitas yang ada sebagai investasi,” ulasnya.

Investasi dalam sektor pariwisata meski merangkak saat pemasukan seret dilakukan pengelola Bukit Pematang Sunrise. Ardi Yanto, salah satu pengelola wisata di Desa Kelawi itu mengaku pembuatan homestay, cafe kopi dilakukan memanfaatkan hasil kayu kebun warga. Efesiensi modal untuk investasi sektor pariwisata menjadi daya dukung destinasi wisata.

Lihat juga...