Perempuan Sikka Tenun Bendera Merah Putih

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Memperingati HUT Kemerdekaan ke-76 RI, Komunitas Maumere Diver Community (MDC) akan mengibarkan bendera merah putih di bawah laut di Tanjung Kajuwulu. Menariknya, bendera merah putih tersebut bukan bendera biasa, melainkan bendera hasil tenun perajin tenun kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Menenun memang telah menjadi budaya bagi masyarakat di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, yang diwariskan turun temurun. Mayoritas perempuan di Sikka pun hingga kini mahir menenun dengan paralatan tradisional. Termasuk menenun bendera merah putih.

“Untuk menghasilkan bendera merah putih yang dipergunakan saat pengibaran bendera di bawah laut di Tanjung Kajuwulu, butuh waktu seminggu,” sebut Feneranda Weka, penenun Bendera Merah Putih saat ditemui di Desa Magepanda, Kabupaten Sikka, Minggu (15/8/2021).

Feneranda menyebutkan, bendera Merah Putih berukuran panjang 2 meter dan lebar 35 sentimeter tersebut berasal dari benang berwarna merah dan putih yang dibeli di toko.

Setelah dibeli benang tersebut dicelup, dijemur, digoan atau disusun, baru setelah itu ditenun menggunakan peralatan tradisional.

Ia mengaku butuh waktu tiga hari untuk menenun dan menghasilkan bendera Merah Putih sesuai ukuran yang dipesan panitia pengibaran bendera Merah Putih di bawah laut Pantai Tanjung Kajuwulu.

“Saya hanya butuh waktu tiga hari kalau menenun. Kalau sejak proses awal butuh waktu seminggu. Kalau menenun tidak terlalu sulit, karena sudah terbiasa. Apalagi, hanya polos tanpa menggunakan motif,” ungkapnya.

Feneranda mengaku baru pertama kali menenun bendera Merah Putih. Biasanya, perempuan asal Pulau Palue ini mengaku menenun kain tenun sesuai motif dari etnis Palue.

Lihat juga...