Pandemi, Bisnis Bumbu Dapur Tetap Lancar
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Berbagai jenis bumbu dapur menjadi kebutuhan harian ibu rumah tangga, usaha kuliner. Masa pandemi atau tidak, jika pasokan lancar, menjadi kunci keberlangsungan usaha penjualan bumbu dapur. Hal itu diakui Hardianti, pedagang di pasar Kangkung, Teluk Betung, Bandar Lampung.
Ia menyediakan bumbu utuh, bumbu racik, bumbu giling dan kemasan. Usaha penjualan bumbu stabil karena masuk kebutuhan pokok.
Hardianti menyebut usaha penjualan bumbu dapur hanya mengalami penurunan permintaan imbas pandemi. Kala sejumlah sektor usaha kuliner memilih mengurangi waktu operasional, permintaan bumbu berkurang.
Sejumlah restoran, warung makan, pedagang kuliner kaki lima membeli bumbu untuk tambahan cita rasa masakan. Sebagai bahan pokok, usaha penjualan bumbu diperbolehkan beroperasi setiap hari.
Kunci usaha penjualan bumbu dapur sebut Hardianti berasal dari pasokan yang lancar. Rantai pasok (chain supply) dilakukan oleh sang suami yang mencari bahan bumbu.
Pasokan juga bekerjasama dengan pengepul dari Kabupaten Pesawaran, Tanggamus hingga Lampung Barat. Sejumlah distributor memasok bumbu asal pulau Jawa yang tidak ada di Lampung.
“Jenis bawang merah didatangkan dari Brebes dan jenis bumbu lain dari luar Lampung sehingga konsumen yang membeli akan terlayani dengan baik karena semua bumbu lengkap sehingga meningkatkan jumlah pelanggan,” terang Hardianti saat ditemui Cendana News, Selasa (31/8/2021).
Hardianti bilang peluang bisnis bumbu dapur tergantung hasil panen dari petani. Faktor cuaca, jumlah hasil panen kerap mempengaruhi kuantitas dan kualitas produk.
Saat musim penghujan ia menyebut kerap menerima pasokan cabai terbatas karena busuk. Sebagai solusi ia menyediakan bumbu giling yang bisa disimpan dalam lemari pendingin. Sejumlah bahan bumbu yang disediakan utuh jenis jahe, lengkuas, kunyit, kencur disiapkan dalam bentuk rimpang.