PJJ ‘Collaborative Learning’ Tetap Efektif Capai Kompetensi Peserta Didik
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Proyeknya bisa berupa vlog, animasi, cerpen, podcast, iklan, tik tok, film pendek atau makalah. Semua dikerjakan oleh peserta didik secara mandiri dalam kelompok. Pendidik hanya mendampingi dan membantu memberikan informasi pada hal-hal yang tidak dimengerti oleh peserta didik,” ucapnya lagi.
Setelah produk selesai dibuat, produk tersebut dipublikasikan pada media sosial yang dimiliki sekolah.
“Saat publikasi ini, karakter, kreativitas dan kejujuran peserta didik akan teruji. Jika mereka mencontek karya orang lain, pasti akan mengalami kesulitan saat publikasi ini,” kata Andar.
Setelah tahapan publikasi, baru dilakukan sidang akademik sebagai bentuk pertanggungjawaban atas produk yang mereka buat dan publikasikan.
“Sidang akademik ini menjadi suatu penilaian atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dari peserta didik. Mulai dari tahap penguatan hingga publikasi oleh para pendidik mata pelajaran, pendidik pendamping dan guru tamu,” tuturnya.
Pengamat Pendidikan Vox Populi Institute Indonesia, Indra Charismiadji, menyatakan, dengan sistem pembelajaran daring yang baik, seharusnya learning loss tidak akan timbul.
“Masa pandemi ini harusnya disikapi dengan cara kreatif sehingga peserta didik tidak akan kehilangan makna belajar,” kata Indra.
Ia menyatakan, seharusnya pemegang keputusan jangan hanya menyuarakan potensi learning loss tanpa mencari solusi bagaimana menghilangkan atau menghindari learning loss tersebut.
“Sekarang learning loss itu dijadikan fix mindset. Harusnya kan growth mindset. Di mana kita berpikir, dengan pembelajaran daring bisa tetap melaksanakan sistem belajar yang efektif,” pungkasnya.