Pandemi Hambat Mahasiswa di Jember Selesaikan Tugas Akhir
Editor: Koko Triarko
“Asli saya dari Banyuwangi, sedangkan untuk ngekos sendiri sudah sangat jarang. Setelah melaksanakan praktikum, biasanya saya langsung pulang,”ucapnya.
Rahma menambahkan, dirinya tidak ingin mengambil risiko atas adanya pandemi Covid-19. Setiap hari, dirinya diantar jemput oleh orang tuanya dari Banyuwangi ke Jember, dan sebaliknya.
“Saya dan orang tua tentunya khawatir harus pulang pergi. Terlebih lagi menaiki angkutan umum. Walaupun ada rasa kasihan kepada orang tua, harus antar jemput saya, tapi untuk kebaikan saya bersama keluarga, dengan diantar jemput jauh lebih aman,” terangnya.
Secara terpisah, Anik Wariskan, mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian, juga mengaku merasakan dampak adanya pandemi Covid-19. Tugas praktikum yang harus ia selesaikan terhambat oleh keterbatasan ruang laboratorium, dengan pembatasan jumlah mahasiswa di dalamnya.
“Setiap hari mahasiswa yang menempuh tugas praktikum terus bergantian. Kapasitas di ruangan laboratorium sendiri dibatasi dengan jumlah mahasiswa yang sedikit, sekitar 10 sampai 15 orang,” ucapnya.
Anik menambahkan, dengan keadaan pandemi, keterbatasan aktivitas mahasiswa mengakibatkan tertundanya penyelesaian tugas akhir. Sebab, praktikum yang harus dilakukan dan diselesaikan menjadi syarat khusus untuk menyelesaikan tugas akhir.