Diversifikasi Tanaman Bumbu Bisa Jadi Alternatif di Lahan Terbatas
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Potensi pengembangan komoditas pertanian memanfaatkan lahan terbatas dengan pola diversifikasi atau meningkatkan usaha pertanian dengan beragam komoditas dapat memberikan keuntungan. Seperti yang diterapkan oleh petani di Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan.
Wayan Suwarti, pemilik lahan di daerah setempat mengatakan, alternatif komoditas pertanian yang dibudidayakan berupa tanaman bumbu seperti jahe, kencur dan kunyit dengan sistem tumpang sari. Memanfaatkan lahan yang sebagian ditanami pisang ambon, tanduk serta jagung manis ia masih bisa menanam dengan memakai guludan tanah gembur.
“Pembuatan bedengan menjadi cara agar saat curah hujan tinggi air tidak menggenang, saat bibit tanaman juga diberi atap dari pelepah kelapa sehingga hujan tidak merusak bibit, setelah keluar, daun atap pelepah kelapa bisa dipindahkan,” terang Wayan Suwarti saat ditemui Cendana News, Senin (5/7/2021).
Wayan Suwarti mengatakan, kunci keberhasilan budidaya kencur dengan penunasan sebelum ditanam. Cara itu bertujuan agar saat bibit rimpang dipindahkan pada lahan budidaya bisa tumbuh dengan baik. Pemupukkan dan penanganan hama dilakukan hingga usia 8-12 bulan. Ia menanam sekitar sepuluh bedengan dengan hasil panen bisa mencapai delapan kuintal.
Budidaya kencur atau Kaempferia galanga sebutnya sangat potensial. Dua tahun sebelumnya harga per kilogram mencapai Rp80.000. Setahun terakhir harga berkisar Rp25.000 per kilogram pada level petani. Memanen sebanyak lima kuintal saja ia bisa mendapatkan hasil Rp12,5juta. Meski harus menunggu maksimal setahun operasional bisa terbayar.