Amalan-Amalan yang Kekal Lagi Saleh di Sisi Allah SWT

OLEH: HASANUDDIN

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا (46)

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. [QS. Al-Kahfi (18): 46]

Juga pada ayat;

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا (76) }

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya. [QS. Maryam (19): 76]

Terdapat dua kali penyampain “kehidupan yang kekal dan saleh”  dalam Al-Qur’an seperti yang telah disebutkan di atas. Pada surah Al-Kahfi dikatakan bahwa “kehidupan yang kekal dan saleh” itulah yang terbaik untuk diharapkan. Lebih baik daripada mengharapkan kepemilikan harta, dan anak-anak yang banyak.

Pada surah Maryam dikatakan bahwa Allah akan memberikan kesadaran yang lebih mendalam (menambahkan petunjuk-Nya), kepada mereka yang telah diberi petunjuk (sedikit), yang dengan tambahan kesadaran yang lebih mendalam itu, mereka akan memahami sesuatu tidak sebatas hal-hal yang lahiriah saja, atau yang dimensi materiil saja, namun jauh lebih “mendalam” hingga kepada hal-hal yang lebih esensial, subtantif tentang makna suatu kebaikan dan kesalehan yang sesungguhnya.

Dan pemahaman tentang moralitas yang esensial, serta substansial inilah yang  akan mendorong manusia menetapkan kebijakan-kebijakan yang tepat, yakni melalui pertimbangan-pertimbangan moral yang mendalam.

Lihat juga...