Amalan-Amalan yang Kekal Lagi Saleh di Sisi Allah SWT

OLEH: HASANUDDIN

Dorongan untuk mencapai kemakmuran lahiriah, kedudukan yang makin kuat oleh suatu negara, tanpa memperdulikan kerugian yang diderita orang lain, serta kerusakan spiritual yang menimpa diri mereka sendiri, semua itu karena egosentrisme, nafsu syaitaniah yang menguasai para pengambil kebijakan. Mereka menyingkirkan pertimbangan-pertimbangan moral yang benar, yang senantiasa mengajak untuk menjaga keseimbangan ekologis, menjaga keteraturan pergerakan iklim, menjaga harmoni antar sesama manusia, semata-mata demi alasan ekonomi dengan mantra investasi dan pertumbuhan.

Muhammad saw, rasul utusan Allah, plus minus 1442 tahun yang lampau, telah memberikan peringatan akan hal ini. Allah sebagai pencipta, pemilik semesta raya, termasuk diri tiap-tiap manusia, telah memberikan guidance tentang apa dan bagaimana semestinya manusia bertindak dan berperilaku dalam mengelola kehidupannya, dengan menurunkan Al-Qur’an, agar dengan pedoman mulia berupa Al-Qur’an itu mengantar manusia untuk senantiasa melakukan yang seharusnya mereka lakukan, dan tidak melakukan yang seharusnya tidak mereka lakukan.

Prinsip-prinsip moral dalam Al-Qur’an itu diturunkan bagi seluruh alam, dan diamanahkan kepada manusia untuk menegakkannya, untuk kebaikan species manusia sendiri. Berpegang kepada Al-Qur’an, mematuhi tuntutan moral berupa perintah dan larangan yang terdapat didalamnya, sesungguhnya itulah jalan bagi upaya mencapai kesejahteraan sosial yang abadi, karena sifatnya yang organis.

Pandangan moral dalam Al-Qur’an, tidak menjadikan kepemilikan materi, harta benda, atau pewarisan kekayaan yang besar demi anak keturunan sebagai target atau tujuan. Pandangan moral Al-Qur’an, menjadikan kedekatan di sisi Allah sebagai sasaran yang ingin dicapai. Harta, anak-anak dalam pandangan moral Al-Qur’an hanya sebagai “perhiasan”, sebagaimana firman-Nya:

Lihat juga...