Potensi Pemanfaatan Maggot dalam Skala Rumah Tangga
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Biasanya mereka akan datang dengan sendirinya untuk bertelur. Oleh karena itu, kita hanya perlu membuat media berfermentasi untuk memancing lalat BSF datang bertelur, sekaligus sebagai media pakan bagi maggot lalat BSF nantinya.
“Maggot ini bisa didapatkan langsung dari alam, kita tinggal memancingnya. Caranya dengan membuat larutan penarik atau atraktor, bisa dibuat dari buah yang sudah membusuk, kita blender atau dihaluskan. Lalu digunakan untuk memancing lalat BSF datang bertelur, sekaligus sebagai media pakan bagi maggot lalat BSF,” terangnya.
Telur yang sudah menetas dan berubah menjadi maggot tersebut, satu bagian bisa diternakkan serta dimanfaatkan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan sebagian lagi dibiarkan hingga menjadi lalat BSF dewasa.
Untuk diketahui, setelah tujuh hari lalat BSF jantan akan mati, demikian juga dengan lalat BSF betina, setelah bertelur juga akan mati. Untuk selanjutnya, telur BSF akan menetas menjadi larva berukuran sangat kecil. Sedangkan, jika terus dibudidayakan hingga umur 30 hari, maggot akan berubah warna kulitnya jadi hitam, kemudian berkepompong dan menjadi lalat BSF.
“Lalat BSF yang ditangkarkan dalam sebuah kandang tersebut, nantinya juga akan menghasilkan telur lagi, untuk dikembangkan menjadi maggot dan indukan BSF. Proses ini terus berulang, sehingga kebutuhan indukan BSF tetap tercukupi,” terangnya.
Setelah seminggu usai menetas, larva atau maggot dipindahkan ke wadah khusus untuk pengembang biakan, dan diberi makan berupa sampah organik.
“Pada umur 14 hari, atau satu minggu setelah diternakkan, maggot sudah bisa dijual. Jadi dari proses telur hingga siap dijual, hanya membutuhkan waktu dua minggu,” terangnya.