Petani Cabai di Jember Manfaatkan Jerami untuk Atasi Gagal Panen di Musim Pancaroba

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

JEMBER — Teknik tambal sulam dengan memanfaatkan kotoran ternak dan jerami terhadap lahan produksi tanaman cabai di musim penghujan diyakini petani di Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Jember mampu meminimalisir gagal panen.

Supriyadi, pengelola lahan pertanian cabai mengatakan, penggunaan tambal sulam selama ini dirasa efektif dan menghasilkan panen yang untung.

“Petani cabai rentan gagal panen di saat menghadapi cuaca hujan. Terlebih lagi musim pancaroba, kecil harapan untuk bisa sukses,” ujar Supriyadi kepada Cendana News, Senin (28/6/21).

Musim pancaroba mengakibatkan produktivitas pertanian mengalami banyak kerugian, seperti tanaman padi, cabai dan produksi tanaman pertanian lain akan mengalami dampak besar.

Supriyadi mengatakan, produksi tanaman cabai, sangat rentan untuk gagal panen. Berbekal pengalaman yang dimiliki, dirinya mampu menjaga produksi dengan menggunakan teknik tambal sulam.

“Tambal sulam itu dapat difungsikan terhadap tanaman cabai, dengan memberikan kotoran ternak yang sudah dicampur jerami. Manfaatnya, kotoran ternak sapi dapat memperkokoh akar dan batang cabai, sedangkan manfaat jerami, dapat menangkal percikan air yang masuk ke dasar akar tanaman cabai,” ucapnya.

Menurut keterangannya, Supariyadi sudah beberapa kali menggunakan teknik tersebut. Hal tersebut ia dapatkan dari pengalaman yang didapat pada saat menjadi buruh petani buah semangka.

“Penanaman buah semangka dasarnya sama dengan proses penanaman cabai. Tanah sawah dibentuk menumpuk berbaris sejajar, kemudian ditutup dengan plastik. Setelahnya akan diberi bolongan kecil untuk pembibitan tanaman. Masa penanam bibit, belum bisa untuk diberi kotoran ternak dan jerami. Teknik tambal sulam baru bisa dilakukan setelah tanaman berusia 1 bulan,” ungkapnya.

Lihat juga...