Budi Daya Ikan Sistem Bioflok Lebih Ramah Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MALANG – Budidaya ikan dengan menggunakan sistem bioflok dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan dibandingkan dengan sistem yang lain. Karenanya, warga di Kampung Nila Slilir memilih menggunakan sistem ini untuk membudidayakan ikan nila merah.
Tim teknis Kampung Nila Slilir, Tuy Juniarto, menjelaskan, di dalam budidaya ikan, sebenarnya bukan hanya belajar tentang bagaimana merawat ikan, tetapi harus belajar pengolahan airnya juga.

Bioflok sendiri disampaikan Tuy, berasal dari kata bios yang artinya “kehidupan” dan flok berarti “gumpalan”. Sehingga bioflok bisa diartikan sebagai kumpulan dari berbagai organisme yang tergabung dalam gumpalan.
Bioflok akan terbentuk jika terdapat sumber karbon, bahan organik dari sisa pakan dan kotoran ikan, serta adanya bakteri pengurai dan ketersediaan oksigen.
“Makanya dinamakan sistem bioflok dengan harapan flok atau gumpalan yang terbentuk ini bisa termakan oleh ikan sehingga bisa menghemat pengeluaran untuk pakan,” jelasnya kepada Cendana News. Senin (28/6/2021).
Tidak hanya bisa menghemat dari sisi pakannya saja. Penerapan budidaya sistem bioflok juga dapat menghemat penggunaan air, sebab air yang dihasilkan dari sistem ini tidak berbau sehingga tidak perlu melakukan penggantian air selama budidaya.
Penggantian air dilakukan hanya jika terjadi masalah pada kondisi air. Biasanya ditandai pada warna air dan perilaku ikan yang tidak seperti biasanya.