ALLAH AZZA WAJALLA menyampaikan di dalam surah Al-Waqi’ah bahwa ketika hari kiamat tiba, tidak ada lagi yang bisa mendustakannya. Peristiwa dahsyat yang mengakhiri sistem kosmik itu, akan membagi manusia kedalam tiga golongan.
Golongan kanan atau ashabul yamin (on the right side) mereka ini adalah orang-orang yang telah meraih sesuatu dengan cara-cara yang benar (Maimanah). Golongan yang kedua adalah golongan kiri disebut ashabul masyaamah (on the left side), mereka ini orang-orang yang meraih sesuatu dengan cara menenggelamkan diri dalam kejahatan. (QS. Al-Waqi’ah (56): 1-7).
Dan golongan ketiga, dan ini disebut sebagai golongan yang terdepan, terbaik dari golongan manusia, disebut sebagai al-muqarrabuun (mukarrabiin) tidak di kanan, dan tidak di kiri, tapi mereka senantiasa dekat (kariib) di sisi Allah swt. Mereka ini selama ini menetap di dalam taman-taman kenikmatan (jannah), sejumlah besar dari orang-orang pada masa terdahulu, namun hanya sejumlah kecil dari orang-orang masa terkemudian.
Golongan Mukarrabiin ini disampaikan secara metafor dalam Al-Qur’an bahwa mereka ditempatkan di atas singgasana-singgasana kebahagiaan yang dilapisi emas, duduk bersandar/bersantai pada dipan-dipan saling berhadapan (dalam cinta), memperoleh pelayanan dari pemuda-pemudi yang tampan/cantik membawakan mereka minuman dari sloki berbentuk piala yang berasal dari mata air yang tidak ternoda; pikiran mereka senantiasa jernih, tidak mabuk oleh minuman yang disajikan; tersedia aneka buah-buahan dari jenis apapun yang mereka inginkan. Bersama mereka ada pendamping-pendamping nan suci yang bermata sangat indah, laksana mutiara yang masih tersembunyi dalam tempurungnya. Dan inilah menurut Allah, sebagai balasan atas apa yang telah mereka lakukan (semasa hidupnya). Di sana, mereka tidak akan mendengar perkataan yang tiada berguna, dan tidak pula ada ajakan untuk berbuat dosa, yang ada hanyalah kesejahteraan dan kedamaian batin. (QS. Al-Waqi’ah: (56): 9-26).