Relawan Harap Pemerintah Data Pasti Jumlah Rumah Rusak Akibat Banjir di Adonara

Editor: Koko Triarko

LARANTUKA – Gafar Ismail, relawan pengungsi banjir bandang di Adonara yang juga warga Desa Waiburak, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, meminta agar jatah rumah di lokasi relokasi harus benar-benar ditempati mereka yang berhak.

Gafar mengatakan, selain membangun rumah di lahan relokasi, pemerintah juga perlu memikirkan untuk membangun rumah sementara bagi warga terdampak selama masa tunggu.

“Perlu dibangun hunian sementara bagi para pengungsi, sambil menunggu rumah di lahan relokasi sudah bisa ditempati. Banyak juga pengungsi yang selama ini kost atau mengontrak rumah juga perlu dipikirkan nasibnya,” katanya, Jumat (14/5/2021).

Gafar mengatakan, sejak banjir bandang ada pengungsi yang tinggal di rumah sanak keluarganya, dan ini tentunya akan berdampak secara psikologi bagi pengungsi dan sanak keluarga tersebut.

Warga Desa Waiburak,Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Gafar Ismail, yang rumahnya terendam banjir dan juga merupakan koordinator relawan, saat ditemui di rumahnya, Jumat (14/5/2021). -Foto: Ebed de Rosary

“Kalau dalam satu rumah ada lebih dari satu kepala keluarga, maka tentunya akan ada dampaknya. Apalagi, harus menetap dalam jangka waktu lama,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Jimi Moi, seorang warga terdampak banjir bandang di Riangmuko, Kelurahan Waiwerang Kota, Kecamatan Adonara Timur.

“Pemerintah harus mendata secara pasti rumah yang benar-benar rusak. Ini penting, agar orang yang mendapat rumah di lahan relokasi benar-benar yang berhak,” kata Jimi Moi, saat ditemui di rumahnya.

Lihat juga...