Kurma untuk Tetangga

CERPEN SUNARYO BROTO

Banyak orang dermawan ingin merasakan berkah dari para haji dengan membagikan kelebihan rezekinya. Biasanya yang dibagi buah, makanan atau minuman. Tiap hari ada saja orang yang berbagi rezeki seakan orang berlomba mencari kebaikan di Mekah.

Suatu saat Suto mendapat kurma gratis dan setelah dimakan ternyata kurma segar. Bukan kurma kering. Rasanya enak sekali, lembut, manis seperti buah sawo yang manis.

Suto suka dan setelah itu bila ada yang menawarkan makanan halal gratis, Suto mencari-cari dermawan yang membagikan kurma segar. Sekali waktu Suto membeli kurma segar di supermarket.

Suto mulai tertarik dengan pohon kurma. Bila lewat jalan, diperhatikannya pohon kurma. Suto membatin, “Apa pohon kurma bisa hidup di Indonesia? Dimana mencari bibitnya? Apa dari bijinya bisa tumbuh?”

Waktu di Madinah, saat kunjungan ke Masjid Quba, Suto menyempatkan melihat-lihat kebun kurma dan melihat pohon kurma yang baru berbuah di sebelah Masjid Quba.

Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun Nabi Muhammad SAW waktu hijrah ke Madinah. Suto makin ingin menanam kurma.

Sepulang haji, beberapa biji kurma ditanamnya. Tetapi tak ada yang tumbuh. Hanya satu yang tumbuh dan ditaruh di pot. Sampai beberapa tahun, sampai potnya kewalahan dan kurma belum berbuah.

Lalu ditaruh di kebun belakang. Setelah itu tak tahu nasib pohon kurma karena Suto pindah rumah.
Beberapa tahun kemudian mulai ramai diperbincangkan bahwa kurma bisa berbuah di Indonesia.

Awalnya Thailand yang sudah membuat kebun kurma dan berbuah. Lalu Malaysia mengikuti membuat kebun kurma dan berbuah juga. Lalu satu dua mulai terdengar kabar bahwa ada pohon kurma di Indonesia mulai berbuah.

Lihat juga...