Sinkronous dan Asinkronous, Alternatif Pembelajaran pada PJJ

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

emateri sekaligus guru SMAN 5 Semarang, Lucia Yuyun Dian Susanti, S.Pd. M.Pd, dalam webinar yang digelar SLCC PGRI Jateng, Kamis (22/4/2021). Foto Arixc Ardana

“Platform terbaik, adalah yang kita kuasai dan sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan siswa. Secara khusus, gunakan yang fleksibel dan praktis. Dalam artian, guru dan siswa dapat mengatur waktu pembelajaran sehingga lebih fleksibel dan mudah diakses. Kemudian memiliki jangkauan luas, dapat didokumentasi, sekaligus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan,” lanjut Yuyun, yang pernah meraih juara 3 nasional Inovasi Pembelajaran Kemendikbud pada 2018 lalu tersebut.

Sementara, salah seorang peserta webinar, guru SMAN 16 Semarang, Reni Wardani, menuturkan dalam pelaksanaan PJJ, kenyamanan siswa menjadi salah satu alasan dalam pemilihan penggunaan pendekatan sinkronous atau asinkronous.

“Sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai percontohan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), kita menerapkan beragam metode pembelajaran termasuk penggunaan media ajar,” terangnya.

Dijelaskan, kendala utama yang dihadapi siswa dalam belajar online adalah ketersedian jaringan internet dan kesulitan memahami materi – materi yang baru, terutama materi di bidang ilmu ilmu alam.

“Di samping itu, ada rasa kejenuhan karena dalam rentang cukup lama, harus menghadapi layar monitor HP atau laptop, komputer, maka tidak jarang saat live pembelajaran berlangsung, siswa hanya membuka link yang diikuti sebagai prasyarat sudah mengikuti KBM,” tandasnya.

Melalui GSM, dilakukan pembelajaran kolaborasi antar mapel berbasis project. “Ini juga menjadi bagian dari penerapan penggabungan antara metode sinkronous dan asinkronous,” pungkasnya.

Lihat juga...