PKI Lancarkan Lima Skenario Merebut Kekuasaan
Sebagai pelaksana gerakan militer, PKI memanfaatkan perwira atau anggota satuan-satuan militer yang telah dibina BCC atau Biro Khusus PKI sejak tahun 1964. Di antaranya Letkol Inf. Untung (Dan Yon Tjakrabirawa/pasukan pengawal Presiden), Kol. Inf. A. Latif (Dan Brigif I Kodam V/Jaya) dan Mayor Udara Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan/P3AU Halim). PKI tidak mengalami kesulitan mobilisasi unsur pelaksana gerakan dari kalangan militer. Selain telah dibina secara intensif sejak tahun 1948, Letnan Kolonel Untung juga merupakan pelaku pemberontakan PKI Madiun.
Mencermati ketiga komandaan binaan PKI itu, PKI bermaksud memanfaatkan ketiga elemen kunci pengendali strategis Ibu Kota untuk memperlancar perebutan kekuasaan. Ketiga elemen kunci itu meliputi Tjakrabirawa (Pasukan Pengawal Presiden), Brigif I Kodam V/Jaya (inti pasukan pengamanan Ibu Kota) dan P3AU (pemegang kendali pangkalan udara).
Selain masalah komitmen terhadap PKI, ketiga komandan itu dianggap memiliki pengetahuan mendalam tentang kelebihan dan kelemahan ketiga kesatuan tersebut. Selain untuk kepentingan teknis operasi, ketiga elemen strategis ini juga diperlukan sebagai campaign, untuk menarik satuan-satuan lain agar bergabung dan memberikan dukungan gerakan militer yang akan dilakukan.
Oleh karena itu dapat dipahami kenapa Letkol Inf. Untung (Danyon Tjakrabirawa) dan bukan Brigjen Soepardjo yang dipilih sebagai pimpinan gerakan militer, karena Letkol Inf. Untung dapat direpresentasikan sebagai suara resmi institusi pengamanan Presiden.