Jumat Agung Kenang Wafat Yesus dan Keselamatan Dunia

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Rangkaian Tri Hari Suci dalam Pekan Suci Paskah dirayakan umat Katolik di Lampung dengan ibadah Jumat Agung. Sejumlah umat Katolik mengawali prosesi Jumat Agung dengan ibadah jalan salib.

RD Piet Yoenanto SW, Koordinator Komisi Pengembangan Iman Keuskupan Tanjungkarang, menyebut upacara Jumat Agung terdiri dari tiga bagian. Pertama, diawali dengan upacara sabda, yang memuncak pada passio atau pembacaan kisah sengsara hingga wafat Yesus Kristus, dilanjutkan doa umat meriah. Ke dua, upacara penghormatan salib yang diawali dengan pembukaan selubung salib. Ke tiga, upacara komuni yang dilanjutkan dengan berkat penutup.

RD Piet Yoenanto SW, Koordinator Komisi Pengembangan Iman Keuskupan Tanjungkarang, Lampung, dalam katekese Jumat Agung, Jumat (2/4/2021). -Foto: Henk Widi

“Melalui tiga bagian upacara Jumat Agung, Gereja hendak menyampaikan inti misteri yang dirayakan. Misteri itu di antaranya gereja merayakan sengsara dan wafat Yesus, gereja berkabung karena mempelainya menderita dan wafat demi penebusan umat manusia. Secara simbolis maksud ini dilakukan dengan keheningan seluruh perayaan,” jelas RD Piet Yoenanto SW, saat katekese Jumat Agung secara virtual dari Keuskupan Tanjungkarang, Jumat (2/4/2021).

Ia menjelaskan lagi, bahwa saat upacara awal, umat menelungkup pada upacara dan doa-doa, pembacaan passio dan melalui doa umat meriah dengan tujuan kepentingan gereja universal dan seluruh dunia, sekaligus mengungkapkan penghormatan pada salib.

“Katekese atau pengajaran Jumat Agung adalah tindakan liturgis mencium salib menjadi penghormatan kepada salib. Sebab, gereja diyakini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari air dan darah yang mengalir melalui lambung Yesus yang disalib. Melalui luka di lambungNya menjadi tanda kelahiran gereja,” kata Romo Piet Yoenanto.

Lihat juga...