PGRI Jember Khawatirkan Angka Putus Sekolah Meningkat
Editor: Makmun Hidayat
JEMBER — Ketua PGRI Jember Supriyono, menyebutkan pelaksanaan sekolah sistem daring berpotensi menyebabkan angka putus sekolah di tingkat SD maupun SMP meningkat. Tidak terkecuali di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
“Tingkat putus sekolah siswa SD maupun SMP di Jember saat pandemi Covid-19 ini cukup tinggi. Bisa dikatakan di tahun ini akan ada peningkatan angka putus sekolah,” ujar Supriyono di bilangan Jalan Semangka VII, Kecamatan Patrang, Jember (15/4/2021).
Pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak siswa belajar di rumah. Karena itu, banyak siswa yang juga putus sekolah saat ini, salah satunya memilih untuk bekerja.
“Bagi keluarga ekonominya pas-pasan dimungkinkan akan mengajak anaknya yang sedang belajar di rumah untuk bekerja, dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Ia menambahkan, mengenalkan anak pada pekerjaan yang belum waktunya akan berdampak kurang baik. Anak akan memilih untuk bekerja karena mendapatkan uang.

“Anak yang sudah mulai merasakan bekerja mendapatkan uang akan mulai merasa bosan untuk melakukan aktivitas belajar kembali, karena di usianya yang masih dini sudah dikenalkan dengan dunia pekerjaan, menghasilkan uang. Sehingga pendidikan dianggapnya akan jenuh, memilih bekerja dengan hasil yang jelas namun itu hanya dalam waktu sesaat,” ujarnya seraya menegaskan keadaan seperti itu mengkhawatirkan.
Senada Nur Hamid, Kabid SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, juga mengkhawatirkan angka putus sekolah yang berpotensi meningkat. Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan saat ini banyak siswa yang putus sekolah karena beberapa faktor.