Pedagang Tiban di Semarang Sebut Penjualan Kurma Sedang Lesu

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

SEMARANG — Sukatun hanya bisa pasrah. Pedagang kurma di depan pasar Johar Semarang tersebut, tidak menyangka jika penjualan pada Ramadan kali ini, tidak seramai tahun lalu. Apalagi jika dibandingkan dengan sebelum pandemi covid-19.

Berbagai jenis kurma yang dijualnya, seperti kurma mesir, tunisia, palm fruit serta golden valley, masih tersisa cukup banyak.

“Padahal biasanya pada minggu kedua, saya sudah kulakan (beli-red) lagi ke distributornya, namun hingga sekarang stok kurma yang saya jual masih belum habis,” paparnya, saat ditemui di sela berjualan di pasar tersebut, Selasa (27/4/2021).

Dirinya tidak tahu persis, kenapa penjualan kurma bisa menurun. “Padahal jika dibandingkan tahun lalu, yang juga sudah pandemi covid-19, penjualan masih cukup bagus. Kalau sekarang, turun drastis tidak seperti biasanya, padahal di bulan puasa dan menjelang lebaran masyarakat biasanya banyak yang membeli kurma,” terangnya.

Sukatun mencontohkan, tahun lalu dirinya bisa menjual hingga 60 kilogram kurma mesir, yang dihargai Rp35 ribu per kilogram. Namun kali ini, hingga minggu kedua, baru terjual sekitar 20 kilogram. Hal serupa juga terjadi pada penjualan jenis lainnya.

“Harapannya, nanti menjelang Lebaran, penjualan bisa meningkat. Paling tidak bisa buat menutupi modal, biar tidak rugi,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Zaenuri, pedagang kurma yang juga membuka lapak di Jalan Agus Salim Kota Semarang tersebut.

“Omsetnya turun hampir 30 persen dibanding tahun lalu, padahal dari segi harga tidak jauh berbeda. Pembeli masih banyak yang mencari buah kurma, namun jumlah pembeliannya berkurang,” terangnya.

Lihat juga...