Budi Daya Burung Kacer Mudah dan Menguntungkan

Editor: Koko Triarko

“Setelah menetas, biasanya anakan akan saya biarkan diloloh (disuap) indukan sampai berusia 7-9 hari, baru setelah itu saya ambil untuk kemudian diloloh menggunakan tangan. Dengan begitu, dalam waktu kurang lebih seminggu setelahnya, indukan sudah bisa mulai kawin lagi,” katanya.

Menurut lelaki yang termasuk salah satu pionir pembudidaya burung Kacer di Yogyakarta ini, komposisi pemberian pakan akan sangat menentukan keberhasilan proses penangkaran burung berwarna dominan hitam dan putih ini. Setiap masa, mulai dari saat perjodohan hingga kawin, mengeram hingga meloloh anakan, memiliki komposisi pakan yang berbeda.

“Biasanya untuk harian hanya saya beri pakan jangkrik saja. Saat kawin, saya beri jangkrik dan ulat hongkong, lalu saat mengeram saya beri jangkrik. Sedangkan saat meloloh anakan saya beri jangkrik serta ulat kandang. Jadi, saya tidak menggunakan kroto sama sekali,” ungkap Topik, yang pernah sampai memiliki 9 pasang Kacer jenis Poci dan Wulung ini.

Lebih lanjut dijelaskan, saat sudah berusia 1 bulan, anakan bisa langsung dijual. Satu ekor anakan Kacer poci jantan trotol laku dijual Rp450ribu. Sementara untuk anakan Kacer Wulung lebih mahal. Yakni, mencapai Rp1,3 juta untuk anakan jantan dan Rp1 juta untuk anakan betina. “Kalau dijual sepasang, indukan Kacer Wulung bahkan bisa laku sampai Rp5juta,” bebernya.

Lihat juga...