Batik Ecoprint Dorong Penanaman Pohon Bahan Pewarna Alami
Editor: Makmun Hidayat
Sejumlah warna alami batik ecoprint sebut Lena Agusrini berasal dari pohon yang ditanam. Memiliki tajuk yang rendah jenis pace, jati, secang, lanang, jawe hingga tanaman kunyit ditanam pada lahan kebun. Konsep menciptakan lingkungan asri dengan menanam pohon sebutnya selain untuk pewarna batik juga bertujuan penghijauan. Lingkungan perkotaan yang minim resapan air mendorong ia memiliki hutan mini.
Hutan mini sebutnya merupakan lahan yang dibeli khusus untuk ditanami pohon bahan pewarna batik. Sejumlah bibit pohon didatangkan dari wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Barat. Agar tidak menggunakan lahan luas sebagian tanaman dibudidayakan dengan media tanam pot. Hasilnya ia bisa memetik manfaat udara yang sejuk, lingkungan asri di tengah perkotaan.
“Sebagian tanaman yang dipakai untuk bahan ecoprint merupakan tanaman langka jadi tentu mendorong pelestariannya,” beber Lena Agusrini.
Proses pembuatan batik ecoprint sebut Lena Agusrini juga meminimalisir bahan kimia. Jenis batik yang kerap memakai bahan kimia berulang sebutnya dihindari karena berpotensi mencemari air. Uniknya dalam pembuatan batik ecoprint miliknya, air sisa rendaman kayu, pencucian dan perebusan bisa dimanfaatkan.
Pemanfaatan sirkulasi air sebutnya dikombinasikan dengan pembuatan hidroponik. Lena Agusrini menyebut membuat kolam khusus penampung air limbah batik ecoprint. Penetralisiran air dilakukan dengan pengendapan lalu air akan dipompa pada bak penampung. Ditambah dengan nutrisi khusus tanaman hidroponik ia bisa menanam kangkung, selada, bayam dan melon.
“Air sisa untuk proses pembuatan ecoprint tidak dibuang ke selokan tapi bisa untuk menyiram tanaman,” cetusnya.