Warga Sikka Diminta Kubur Bangkai Babi Mati Akibat Virus ASF
Editor: Koko Triarko
MAUMERE – Sebanyak 11.919 ekor ternak babi milik warga di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mati akibat terserang virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), dan dianjurkan agar ternak tersebut dikubur.
“Ternak babi yang mati atau hewan lainnya yang mati akibat terserang penyakit harus dikuburkan dengan kedalaman minimal 1,5 meter,” kata Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) Maumere, Carolus Winfridus Keupung, saat ditemui di kantornya di Kelurahan Kota Baru, Rabu (24/3/2021).
Win sapaannya, mengatakan penguburan dilakukan guna mencegah terjadi penularan virus kepada babi lainnya. Dia meminta agar masyarakat jangan membuang ternak babi yang mati ke laut atau kali, sebab akan mencemari laut dan air kali.

Dirinya berharap, agar pemerintah melalui petugas kesehatan hewan mengontrol agar masyarakat menguburkan ternak yang mati tersebut.
“Katanya banyak yang membuang babi yang mati ke kali, sehingga bangkainya menimbulkan bau dan saat hujan akan terbawa ke laut,” ujarnya.
Win meminta agar para peternak dan warga yang memelihara babi agar melakukan isolasi babi yang sakit, dan melakukan pengosongan kandang minimal selama 2 bulan.
Ia menyarankan agar kandang babi dibersihkan dan disemprot disinfektan, agar bisa bisa terbebas dari virus tersebut.
Menurutnya, bila bangkai babi yang mati tidak dikuburkan akan dimakan lalat dan bisa menyebarkan penyakit ini kepada ternak babi lainnya.