Simpan Hasil Panen Solusi Petani Lamtim Siapkan Cadangan Beras

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Hasil panen padi sebut Supami akan digunakan untuk bibit penanaman tahap berikutnya. Ia membutuhkan bibit sebanyak 50 kilogram yang telah disortir untuk mendapatkan benih berkualitas. Pemilihan menyesuaikan kondisi masa tanam. Saat musim penghujan atau rendengan dipilih padi tahan genangan. Saat musim kemarau atau gadu dipilih padi toleransi tinggi air.

Saiman, salah satu petani di Desa Brajayekti, Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur melakukan panen padi mapan, sebagian dipakai untuk stok, Senin (22/3/2021). Foto: Henk Widi

Menjaga stok gabah untuk cadangan beras sebut Supami jadi kearifan lokal warga. Ia mengaku mendapat warisan leluhur cara menyimpan beras dengan cara digantung. Namun sistem itu berganti dengan sistem penyimpanan memakai karung di dalam lumbung.

“Kondisi lumbung yang baik akan membantu gabah dalam kondisi kering bahkan saat masa paceklik,” cetusnya.

Petani lain, Hasan menyebut proses pemanenan padi saat ini lebih cepat. Memanfaatkan alat combine harvester ia bisa menyelesaikan pemanenan dalam waktu dua jam. Setiap hamparan minimal satu hektare ia bisa menggunakan jasa mesin panen berbiaya Rp1 juta sesuai kesepakatan.

Penyimpanan padi hasil panen sebut Hasan kerap dilakukan petani. Setelah sebagian dijual untuk menutupi biaya operasional sebagian disimpan di gudang. Keberadaan gudang yang menyediakan resi gudang membuat petani tidak kuatir kekurangan gabah dan beras. Saat butuh uang petani bisa meminta kepada pemilik gudang untuk membeli stok gabah. Ia juga bisa mendapatkan beras sewaktu waktu tanpa membeli.

Lihat juga...