Pedagang Kue Keliling Eksis di Masa Pandemi

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Masa pandemi ikut memukul sektor usaha kuliner imbas aktivitas masyarakat dibatasi. Namun, sejumlah pedagang kuliner dengan sistem penjualan keliling masih tetap eksis.

Hendra, pedagang kuliner kue tradisional putu ayu, menyebut dibanding berjualan sistem menetap, ia lebih bisa menjangkau banyak konsumen. Ia juga tidak kuatir soal pembatasan waktu berjualan.

Pedagang kuliner putu ayu asal Kalianda, Lampung Selatan, itu mengaku bisa mengatur waktu. Menyiapkan semua bahan berupa bubuk beras ketan, gula merah, air daun pandan, parutan kelapa, ia siap berkeliling. Dalam kondisi cuaca tanpa hujan, ia mulai berkeliling tengah hari hingga malam. Setiap hari, ia menyediakan 5 kilogram adonan dan dipastikan habis.

Modifikasi kendaraan roda dua dilakukan untuk meletakkan kotak kayu. Alat kotak kayu dipakai meletakkan kompor gas, kotak kaleng untuk pematangan putu ayu. Ia juga menyediakan bahan dari pipa pvc sebagai alat pencetak kue tradisional putu ayu.

Alat penanak adonan pembuatan kue putu ayu memakai alat dari kotak kaleng, cerobong kaleng dan pencetak dari pipa pvc, -Foto: Henk Widi

Penjualan keliling dilakukan dari satu desa ke desa lain untuk mencari pelanggan. Menjual putu ayu seharga Rp1.000 dilakukan agar terjangkau warga di pedesaan.

“Saya sudah generasi ke dua, karena usaha berjualan putu ayu sudah ada sejak kakek diturunkan pada ayah, dan kini saya tekuni sebagai sumber penghasilan dengan modal terbatas, namun masih tetap bisa menghasilkan,” terang Hendra, saat ditemui Cendana News, Sabtu (6/3/2021).

Lihat juga...