Masjid Al Fattah Kebanggaan Warga Bendungan Kulon Progo
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Kita juga tidak tahu kenapa banyak warga di sekitar sini yang lebih memilih salat di masjid ini dibandingkan masjid lainnya. Padahal lokasi masjid lain lebih dekat,” ungkap Daroji.
Ketua Takmir, H. Syaifuddin mengatakan, masjid Al Fattah dibangun sejak tahun 1989 dan secara resmi mulai dibuka oleh Menteri Agama Munawir Sjadzali pada tahun 1991 silam. Masjid Al Fattah ini menjadi satu dari total 25 masjid YAMP yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Kebetulan saat itu di sini ada tokoh bernama Muhammad Ismail. Beliau merupakan mantan Gubernur Jawa Tengah sekaligus mantan Pangdam Diponegoro di era Orde Baru. Menurut cerita, beliau dekat dengan Pak Harto. Sehingga ditawari untuk dibangunkan masjid melalui Yayasan YAMP,” ujarnya.
Lewat perantara sosok Mayjen Purn Muhammad Ismail itulah, warga masyarakat Desa Bendungan akhirnya dibuatkan sebuah masjid oleh YAMP dengan model atau tipe 17. Tanahnya merupakan wakaf dari tokoh desa setempat yakni Mbah Abdul Fattah yang tak lain merupakan kakek dari Mayjen Ismail.
“Awalnya warga hanya meminta dibuatkan masjid berukuran kecil saja. Namun Pak Harto justru mendorong ukuran yang lebih besar agar bisa menampung jemaah lebih banyak. Setelah semua warga dan tokoh berkumpul, akhirnya disepakati dibangun masjid yang berukuran seperti saat ini. Yakni ukuran 17×17 atau tengah-tengah,” katanya.
Keberadaan masjid Al Fattah di Desa Bendungan, dikatakan Syaifuddin, mampu memberikan manfaat luar biasa bagi warga sekitar. Selain menjadi tempat peribadatan yang representatif, adanya masjid Al Fattah dikatakan juga mampu mendorong warga menjadi lebih baik, khususnya dalam hal ketaatan beribadah.