Cegah ‘Stunting’ Optimalkan Konsumsi Bahan Pangan Bergizi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Selain telur ayam, intervensi lintas sektoral melibatkan dinas perikanan. Warga mendapat bantuan ikan patin, lele untuk penambahan gizi.

Selain itu penyediaan sayuran sehat di pekarangan telah dilakukan oleh dinas pertanian. Langkah itu bertujuan melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Peran ibu rumah tangga didorong oleh kader Posyandu dan petugas kesehatan lain.

“Koordinasi terus kami lakukan agar bisa melakukan pencegahan stunting di pedesaan,” bebernya.

Kepala Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan Lamsel, Drh. Arsyad menyebut, mendukung pencegahan stunting. Bantuan berupa telur, ikan bagi warga yang wilayahnya memiliki anak stunting jadi pemicu untuk asupan gizi yang baik.

Beberapa desa mendapat bantuan bibit ayam dan bebek untuk mendapatkan bahan pangan secara swadaya. Bahan pangan bergizi bisa disediakan tanpa harus membeli.

Dukungan dari pemerintah desa untuk pencegahan stunting bisa dilakukan dengan anggaran. Dana sebesar sepuluh persen dari dana desa bisa dipergunakan untuk bidang kesehatan. Mengajak warga beternak, budi daya ikan, menanam sayuran. Langkah itu jadi cara menyediakan asupan bahan pangan mandiri yang menyehatkan bagi keluarga.

“Ayam dan ikan yang dipelihara sendiri memiliki tingkat kesehatan yang baik dan memiliki nilai gizi untuk pertumbuhan anak,” bebernya.

Dua desa yang masuk locus stunting mulai berjuang mengurangi gizi buruk. Ruhgiyanto, kepala desa Bangunrejo dan Imam Junaidi, kepala desa Kemukus menyebut desanya mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Ruhgiyanto, Kepala Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan sebagai salah satu desa yang sukses bebas dari stunting, Jumat (26/2/2021) – Foto: Henk Widi
Lihat juga...