Budidaya Jagung Manis, Potensial Dikembangkan sebagai Bahan Pangan

Editor: Makmun Hidayat

Menanam sebanyak dua kampil atau 10 kilogram benih pada lahan setengah hektare, Suparno bilang bisa mendapat panen hingga 500 kilogram. Jagung manis yang telah dipanen akan disetorkan kepada pedagang sayuran. Sebagian jagung manis dibeli langsung oleh pedagang makanan untuk jagung bakar dan jagung rebus. Jagung manis juga kerap digunakan sebagai bahan pembuatan bakwan.

“Permintaan selalu ada setiap hari sehingga sistem penanaman dilakukan dengan terjadwal pada satu lahan dilakukan bertahap,” cetusnya.

Satu kilogram jagung manis sebutnya dijual seharga Rp6.000 per kilogram berisi 4 buah. Ia bisa mendapat hasil sebanyak Rp3juta sekali siklus tanam. Pada sejumlah pedagang satu kilogram jagung bisa dijual hingga Rp10.000 berisi 4 buah jagung. Setelah diolah menjadi jagung rebus dan bakar bisa dijual seharga Rp5.000 per buah menjadi keuntungan bagi usaha kuliner.

Jagung manis yang dipanen dalam kondisi muda berimbas batang dan daun masih segar. Selain keuntungan hasil panen,limbah tebon dan daun jagung berpotensi menjadi bahan pakan ternak. Ternak sapi dan kerbau menurutnya membutuhkan pakan tebon jagung sebagai asupan hijauan. Manfaat ganda dari budidaya jagung memberinya hasil pakan segar.

“Integrasi penanaman jagung manis untuk sumber pakan selanjutnya kotoran dapat dipakai sebagai pupuk,” tegasnya.

Mila sang istri menyebut petani juga tidak perlu repot melakukan proses panen. Sebelum panen kendaraan pengangkut akan menunggu di dekat lahan. Cara tersebut mengurangi biaya angkut dari lahan ke lokasi pengepulan. Proses penimbangan di kebun sekaligus mengurangi biaya operasional untuk distribusi. Limbah sisa panen untuk pakan mengurangi biaya pembersihan pada masa tanam berikutnya.

Lihat juga...