Budidaya Jagung Manis, Potensial Dikembangkan sebagai Bahan Pangan
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Budidaya jagung manis pada lahan pertanian di Lampung Selatan jadi pilihan sebagian petani. Sesuai kontur perbukitan Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, jagung manis potensial dikembangkan sebagai bahan pangan.
Suparno dan sang istri memilih memanfaatkan lahan untuk budidaya varietas jagung manis atau Zea Mays Saccharata. Suparno bilang penanaman jagung manis dipilih karena memiliki keuntungan berlipat.
Sejak awal masa tanam dengan sistem tajuk hingga panen hanya butuh waktu 65-75 hari. Sementara jenis jagung biasa bisa dipanen hingga waktu 100-120 hari. Hasil jagung manis sebutnya masih bisa dimanfaatkan bagian batang,daun menjadi pakan ternak sapi dan kerbau.
Pola tanam dengan sistem guludan menjadikan jagung manis tumbuh subur. Ia menggunakan pupuk kandang dari kotoran sapi sebelum bibit ditanam memakai sistem tajuk. Seperti pada penanaman jagung pada umumnya pemupukan dengan Urea,NPK dan SP-36 tetap dilakukan. Kesuburan tanah sebutnya menjadi penentu produktivitas buah jagung manis.
“Pemupukan akan meningkatkan nutrisi pada tanaman agar saat berbuah bulir yang dihasilkan banyak, di samping itu diperlukan penanganan organisme pengganggu tanaman atau hama yang menyerang saat masa pertumbuhan,” terang Suparno saat ditemui Cendana News, Senin (1/2/2021)
Suparno bilang tanaman jagung manis yang ditanam juga rawan hama penyakit imbas virus dan bakteri. Jenis penyakit yang menyerang meliputi ulat daun, bulai, tikus dan hawar daun hingga gulma rumput. Ia tetap mempergunakan pestisida dan herbisida untuk penanganan hama dan gulma. Pemberantasan gulma dan hama dilakukan untuk mencegah kerusakan berimbas penurunan produksi.