Pemanfaatan Lahan Kering, Alternatif Bertani Minim Irigasi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Sejumlah lahan kering di Lampung Selatan dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam kala musim penghujan. Minimnya fasilitas irigasi imbas kontur perbukitan, jauh dari sungai tidak menghambat petani melakukan budi daya komoditas pertanian.
Gianto, petani di Desa Karangsari, Kecamatan Ketapang memilih menanam kacang hijau (vigna radiata).
Komoditas kacang hijau sebut Gianto ditanam saat musim penghujan tiba. Pengolahan lahan dilakukan olehnya dengan pembuatan guludan untuk penebaran benih. Proses budi daya kacang hijau menurutnya lebih mudah dengan pemberian pupuk, penyiangan gulma dan penyemprotan ulat daun. Memasuki usia 80 hari kacang hijau miliknya sudah bisa dipanen.
Pada lahan dekat saluran irigasi lancar ia melakukan penanaman padi. Penanaman kacang hijau menurutnya menjadi bahan untuk produksi kecambah atau tauge. Menanam kacang hijau seluas setengah hektare ia bisa mendapat hasil satu ton. Teknik budi daya tepat dengan sistem pengaturan jarak tanam memberi hasil melimpah.
“Budi daya kacang hijau menjadi salah satu komoditas yang tidak terlalu membutuhkan air dalam jumlah banyak, bahkan cukup mengandalkan curah hujan, genangan air dilakukan pertama kali pada waktu pengolahan lahan agar tanah gembur selanjutnya hanya dikeringkan,” terang Gianto saat ditemui Cendana News, Senin (25/1/2021).
Gianto menyebut, pemanfaatan lahan kering memudahkannya dalam pembagian waktu. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di lahan sawah untuk menanam padi.
Perawatan kacang hijau bisa dilakukan sembari proses perawatan padi. Peningkatan kesuburan tanah sebutnya dilakukan memakai pupuk kotoran kambing. Penggunaan pupuk kimia diberikan hanya sebagai tambahan.