Secara keseluruhan, NTP untuk tanaman pangan di Sumsel mencapai angka 92,52 atau lebih rendah jika dibandingkan pada November 2020 yang mencapai 94,06.
Bukan hanya sektor tanaman pangan, NTP juga tertekan untuk sektor tanaman hortikultura yang mana tercatat indeksnya hanya 91,90 atau naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya 90,93.
Hanya tanaman obat-obatan yang bertahan sepanjang tahun ini tetap memberikan keuntungan bagi petani dengan mencatatkan indeks NTP 113,08 pada Desember 2020 atau turun sedikit jika dibandingkan bulan sebelumnya dengan indeks 114,46.
Kondisi ini berbeda untuk sektor perkebunan dan peternakan serta perikanan budi daya, yang mana mencatat hasil positif untuk NTP pada Desember 2020. NTP perkebunan tercatat 105,23, peternakan 102,52, dan perikanan tangkap 102,33.
Sedangkan yang masih negatif yakni NTP perikanan 98,61 dan perikanan budi daya 93,60.
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Sumatera Selatan meminta pemerintah terus mengawal semangat petani dalam berproduksi di tengah pandemi COVID-19.
Wakil Ketua HKTI Provinsi Sumatera Selatan, Zain Ismed, mengatakan sejauh ini produktivitas petani di Sumsel masih terjaga namun pemerintah sebaiknya tidak lengah atas kondisi ini.
“Jangan sampai mereka malas bertani, bantulah seperti sarana dan prasana dan kepastian bahwa produk yang mereka jual memberikan keuntungan,” kata Zain.
Ia mengatakan di tengah pandemi ini tak dapat disangkal bahwa sektor pertanian menjadi penopang perekonomian Indonesia.
Ini lantaran tingginya konsumsi dalam negeri terhadap kebutuhan pangan hasil pertanian, peternakan dan perikanan.