Perajin Batu Bata di Lamsel Hadapi Kendala Hujan

Editor: Koko Triarko

Imbas penghujan, proses pengeringan batu bata butuh waktu lama. Normalnya dalam kondisi terik matahari, pengeringan hanya butuh waktu lima hari. Saat penghujan, pengeringan dengan sistem dianginkan butuh waktu sekitar sepekan. Ia akan tetap melakukan proses penjemuran ulang saat muncul panas sinar matahari. Penjemuran ulang bertujuan untuk meningkatkan kualitas batu bata.

Pengeringan sempurna memakai sinar matahari akan meningkatkan kematangan batu bata saat dibakar. Berdasarkan pengalaman, batu bata yang kurang kering berimbas pada penurunan tingkat kematangan batu bata. Ciri khas warna merah pada batu bata yang telah dibakar menandai batu bata kering sempurna. Sebaliknya, batu bata kurang kering kerap masih berwarna hitam kecoklatan.

“Kerugian imbas bata kurang matang akan memperbesar biaya operasional, karena bata banyak terbuang,”  terang Sobana.

Sumini, perajin batu bata di Desa Tanjungsari, Kecamatan Palas juga mengaku lima gulung plastik. Satu gulung plastik sepanjang puluhan meter dibelinya seharga ratusan ribu rupiah. Penggunaan plastik mutlak dilakukan, karena ia tidak memiliki ruangan cukup untuk penyimpanan batu bata kering. Peningkatan biaya operasional, kerap terjadi saat musim penghujan.

Sementara itu harga batu bata usai dibakar, menurut Sumini mencapai Rp260.000 hingga Rp300.000 per seribu buah. Harga tersebut kerap belum termasuk ongkos kirim dan biaya bongkar muat. Saat penghujan, permintaan batu bata kerap mengalami penurunan, karena berbagai proyek bangunan ditunda.

“Permintaan menurun, tapi produksi tetap dilakukan untuk stok siap dibakar jika ada yang membutuhkan,” terang Sumini.

Lihat juga...