Budi Daya Singkong Untungkan Petani Lamtim Saat Akhir Tahun
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Permintaan komoditas singkong (manihot esculenfa) yang meningkat menguntungkan petani saat akhir tahun.
Tarsan, petani di Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur (Lamtim) menyebut, jenis singkong Thailand atau UJ-3 bisa dipanen saat akhir tahun. Jenis singkong tersebut bisa dipergunakan untuk bahan pembuatan tepung tapioka, keripik, tiwul.
Singkong sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka sebutnya banyak diminta untuk bahan kuliner. Budi daya singkong sebutnya bisa dipanen saat usia tujuh hingga delapan bulan. Jelang Natal ia menyebut permintaan singkong banyak berasal dari pembuat keripik. Sebagian singkong dijual ke pabrik tapioka yang membutuhkan kuota 2 ton.
Proses budi daya singkong sebutnya cukup mudah, sebab dengan lahan yang telah diolah ia bisa mendapatkan hasil maksimal.
Ia hanya membutuhkan pupuk kandang, urea yang diberikan saat proses terbentuknya umbi. Pada lahan satu hektare ia bisa mendapatkan hasil sekitar 2 ton. Proses pemanenan saat musim penghujan memudahkannya untuk proses pencabutan.
“Budi daya singkong jadi salah satu sumber investasi sektor pertanian karena bisa digunakan untuk sumber penghasilan saat panen, proses perawatan tanaman singkong juga tidak sulit karena setelah proses penanaman hanya butuh pemupukan, pembersihan gulma,” terang Tarsan saat ditemui Cendana News, Senin (28/12/2020).
Mempertahankan kondisi tanah dengan kadar keasaman tinggi, Tarsan menyebut menggunakan zat kapur dolomit. Penanganan yang baik menurutnya akan menghasilkan singkong setiap rumpun sebanyak 5 kilogram.
Saat proses pemanenan ia menyebut bisa mendapat hasil sekitar Rp4 juta. Pergerakan harga singkong sendiri mencapai Rp1.500 hingga kini mencapai Rp2.000 per kilogram.