Wartawan Kritisi Susahnya Mendapatkan Informasi di DPRD Bekasi
Editor: Koko Triarko
“Jangan wartawan tidak boleh mengikuti pembahasan untuk publik. Tapi, diminta menunggu selesai satu suara. Wartawan juga ingin berbeda dalam menyajikan informasi berita. Dan, melihat langsung siapa anggota dewan yang keras dan serius memperjuangkan suara rakyat,” tukasnya.
Hal lain, lanjutnya, seperti agenda kunjungan kerja DPRD Kota Bekasi, selama ini wartawan tidak pernah diinformasikan apa hasil dari kunker ke mitra kerjanya. Seperti apa, dan bagaimana yang harus diterapkan di Kota Bekasi sesuai hasil kunkernya tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kota Bekasi, Chairoman J Putro, mengakui banyak hal yang harus dibenahi di DPRD Kota Bekasi. Namun dia berharap, sinergitas antara wartawan dan DPRD Kota Bekasi tetap terjalin.
“Sesungguhnya antara wartawan dan DPRD memiliki fungsi yang sama, yakni sama-sama mengawasi kinerja eksekutif. Karenanya, harus bersinergi sehingga apa yang diawasi bisa bermanfaat bagi publik” ujar Chairoman.
Selaku pimpinan di DPRD Kota Bekasi, Chairoman mengaku sudah mendorong masing-masing anggota legislatif terbuka menyampaikan informasi melalui rekan jurnalis, baik itu terkait pembahasan ranperda atau lainnya, supaya bisa mendukung kinerja jurnalis mendapatkan informasi bermanfaat.
“Saya juga ingin apa pun tema yang dibahas di DPRD Kota Bekasi, bisa menjadi isu publik. Saya juga mendorong sekretaris dewan apa yang diperlukan dalam mendukung kinerja wartawan bisa difasilitasi,” tandasnya, mengaku juga ingin wartawan-wartawan kritis dalam menyampaikan isu publik.
Ia beranggapan, bahwa wartawan sebagai cermin dalam kinerja dewan. Kritik boleh, tapi harus bisa mencerdaskan. Dan, berani menyampaikan sesuatu yang diperlukan oleh publik.