Terkendala Pembelian Kuota Internet, Sejumlah Siswa Andalkan Tethering

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Subsidi kuota internet gratis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan belum terdistribusi ke siswa berimbas kendala bagi proses belajar dalam jaringan (daring).

Kendala tersebut diakui Christeva dan Pitka, dua siswa SMP Negeri di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan. Keduanya andalkan tethering dari rekan lain yang telah mendapat kuota internet gratis.

Setiap hari Christeva yang duduk di bangku kelas VIII SMP dan Pitka di kelas VII SMP, memilih membeli paket ketengan. Paket kuota internet familiar digunakan anak-anak selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring. Meminta uang dari orang tua Rp5.000 sebut Christeva, digunakan saat akan mengerjakan tugas melalui guru kelas.

Christeva yang memakai kartu dari provider Tri dan Pitka memakai IM3 menyebut, belum menerima paket kuota internet gratis. Beruntung salah satu kawan yang masih duduk di kelas VI salah satu SD Negeri di Penengahan telah memperolehnya. Saat jadwal belajar daring untuk pengerjaan tugas ketiga sahabat tersebut berbagi kuota internet.

“Bila tidak dibelikan kuota internet oleh orangtua biasanya saling berbagi dengan penambatan internet atau tethering untuk meminjam koneksi internet dari perangkat smartphone milik kawan yang memakai wifi. Tapi hanya untuk membuka tugas, mematikan sementara lalu dihidupkan lagi saat akan mengirim tugas,” terang Christeva saat ditemui sedang melakukan belajar daring, Kamis (5/11/2020).

Tethering dilakukan dengan cara menyambungkan memakai Wifi dengan jarak jangkuan yang dekat. Kegiatan belajar bersama dilakukan Christeva untuk lebih berhemat penggunaan kuota internet. Keterbatasan sinyal internet imbas kondisi cuaca hujan juga kerap jadi kendala. Meski telah mengumpulkan nomor telepon ke sekolah, ia mengaku belum mendapatkan kuota internet.

Lihat juga...