Sebagian Peternak Lereng Merapi Masih Enggan Ungsikan Ternaknya

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

YOGYAKARTA — Sejumlah peternak sapi perah di kawasan lereng gunung Merapi Cangkringan Sleman hingga saat ini diketahui masih enggan mengungsikan sebagian ternaknya di lokasi kandang pengungsian. Hal itu disebabkan karena mereka khawatir tak bisa mendapatkan pemasukan sehari-hari dari hasil memerah susu sapi mereka.

Selain karena fasilitas kandang di barak pengungsian ternak dinilai kurang memadai, para peternak juga khawatir sapi mereka akan stres jika harus dipindahkan ke barak pengungsian sehingga dapat mengurangi jumlah produksi susu ternak. Padahal hal tersebut menjadi sumber pemasukan penting bagi warga.

“Kalau di pengungsian kan kandangnya memang didesain sebagai kandang ternak sementara. Jadi tidak ada kelengkapan yang dibutuhkan peternak sapi perah, seperti kandang yang steril serta tandon air untuk membersihkan ternak. Jadi saya memutuskan sementara belum mengungsikan. Apalagi situasi gunung Merapi, sampai saat ini masih relatif aman,” ujar salah seorang peternak sapi perah, Maryani, asal dusun Kalitengah Kidul, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, yang berjarak sekitar 6 kilometer dari puncak Merapi.

Pemerintah bersama pihak terkait sendiri saat ini memang menetapkan radius aman sejauh 5 kilometer dari puncak gunung Merapi. Mengingat status gunung Merapi masih berada di level III atau Siaga. Peningkatan radius aman diperkirakan akan semakin bertambah jika aktivitas gunung Merapi semakin meningkat dan memasuki fase level IV atau Awas.

“Kalau memang nanti Merapi sudah Awas, kemungkinan saya baru akan mengungsikan ternak. Atau kalau tidak ya dijual. Karena kalau memelihara di kandang pengungsian kan repot. Meskipun memang harga jualnya sedikit turun dari harga normal, yakni turun sekitar Rp1-2 juta,” ungkapnya.

Lihat juga...