Salah Waktu Pindah Tanam Bisa Sebabkan Tanaman Stres

Editor: Koko Triarko

“Sebelum dilakukan pemindahan, siram media tanam pada tray semai dengan air sampai benar-benar basah. Tunggu beberapa saat, agar air terserap oleh media semai dalam tray. Kemudian tekan sedikit bagian bawah tray semai, sehingga media tanam terdesak ke atas,” paparnya.

Selanjutnya, keluarkan bibit beserta media semai secara perlahan dan segera tanam bibit. Jangan lupa untuk menyiram bibit, setelah dipindahkan. Tujuannya, agar kelembaban bisa terjaga.

“Sementara jika memindahkan bibit dari polybag, sebelum dipindah tekan-tekan dulu media tanam yang ada di dalamnya. Tujuannya agar media tanam tersebut memadat, sekaligus melindungi akar tidak rusak. Baru kemudian plastik polybag disobek atau dilepas dan dipindahkan,” lanjut salah satu penggagas atau pendidik SBC Semarang tersebut.

Diterangkan, pemilihan media tanam juga harus diperhatikan dalam pertanian organik. Penggunaan humus, pupuk dan sekam bakar dengan perbandingan 2: 1: 1 menjadi pilihan terbaik.

“Lebih bagus lagi ditambahkan sedikit kapur dolomit, untuk menetralkan pH tanah. Ini diperlukan, sebab bila tanah terlalu asam, pertumbuhan tanaman tidak maksimal. Akar bisa kerdil. Penaburan kapur dolomit, juga perlu dilakukan 2-3 kali dengan interval waktu 2-3 minggu,” tandasnya.

Salah seorang peserta pelatihan, Anik, mengaku mendapat beragam manfaat dari kegiatan tersebut. Terlebih, meski saat ini sudah menanam beragam jenis sayuran di rumah, melalui metode pertanian urban farming, dirinya mengaku belum menguasai teknik pertanian yang benar.

“Selama ini, ilmunya dari otodidak. Asal menanam saja, yang penting tanamannya tumbuh subur dan sehat. Ternyata ada teknik-tekniknya yang perlu dipelajari, agar tanaman bisa lebih subur lagi,” pungkasnya.

Lihat juga...