Panen Dini Nelayan di Lamsel, Imbas Cuaca Buruk
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Cuaca buruk di perairan timur Lampung Selatan (Lamsel) berimbas buruk bagi nelayan budi daya. Rumput laut spinosum dan kerang hijau yang dibudidayakan mengalami kerusakan terimbas gelombang.
Juarsih, nelayan budi daya rumput laut spinosum di Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, terpaksa melakukan panen dini.
Gelombang pasang dan angin kencang angin timur, ungkap Juarsih, berimbas tonggak dan jalur rusak. Tonggak dan jalur yang rusak mengakibatkan rumput laut normalnya dipanen usia sebulan harus dipanen lebih awal.
Proses pemanenan sebutnya dilakukan secara parsial. Sebagian jalur berupa tali tambang untuk pengikatan rumput laut terlepas dan terbawa arus.
Normalnya dalam satu jalur sepanjang 40 meter ia bisa memanen rumput laut hingga 100 kilogram. Imbas cuaca buruk ia harus mengalami hasil yang berkurang hingga 50 kilogram. Terbawa arus gelombang tinggi hasil panen rumput laut dalam satu siklus hanya mencapai 500 kilogram. Padahal normalnya ia bisa mendapat hasil hingga 1 ton.
“Panen dini rumput laut terpaksa dilakukan untuk meminimalisir kerugian sehingga masih bisa mendapat hasil meski jumlahnya berkurang dari kondisi normal. Pemanenan sekaligus memperbaiki jalur dan tonggak rusak imbas gelombang pasang,” terang Juarsih saat ditemui Cendana News, Senin (2/11/2020).
Hasil panen rumput laut sebutnya akan dijual dalam kondisi kering dengan kadar air yang telah berkurang. Per kilogram rumput laut dibeli pengepul seharga Rp10.000 per kilogram.
Setelah proses pengeringan selama empat hari ia bisa mendapatkan rumput laut kering sebanyak 200 kilogram. Pengepul akan mengambil hasil panen untuk selanjutnya dikirim ke pabrik pembuatan keragenan bahan agar-agar.