Menyoal Kegemaran Warga Jakarta Tanam Sayuran

Mujiati mengakui, sementara ini masyarakat Jakarta masih bertanam sayuran yang lebih mudah dalam perawatannya, seperti bayam, sawi, pakcoi, meskipun beberapa sudah ada yang berani bertanam tomat dan cabai.
Kegemaran baru masyarakat Jakarta bertanam sayuran ini membuat beberapa wilayah Jakarta udaranya menjadi lebih bersih dan segar. Kemudian bila dipanen, setidaknya produksi sayuran ini dapat mendukung ekonomi keluarga karena tidak perlu beli lagi.
Namun dalam budi daya sayuran ini, Pemprov DKI juga diminta untuk mewaspadai cara pemeliharaannya. Mengingat banyak warga yang memanfaatkan tanaman sayuran ini di atas saluran air, patut juga diperhatikan kondisi saluran tersebut.
Seperti diketahui, air di Jakarta sebagian besar telah tercemar logam berat. Jangan sampai sayuran itu disiram menggunakan air yang sudah tercemar tersebut. Karena kalau sampai dikonsumsi masyarakat, juga tidak bagus bagi kesehatan dalam jangka panjang.
Sudah menjadi tugas dari Dinas KPKP Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pendampingan dan bimbingan kepada masyarakat. Setidaknya dengan pendekatan yang baik mengenai cara bertanam yang sehat, akan menghasilkan panen yang sehat juga.
Saat ini, Pemprov DKI juga terus memperluas lahan-lahan abadi yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Lahan tersebut berada di lokasi-lokasi yang selama ini memang belum ada bangunan. Luasannya sangat besar bahkan beberapa sudah ada yang ditanami padi.
Harapannya, ke depan kesadaran masyarakat untuk bertanam sayuran ini tidak hanya berhenti sampai wabah Covid-19 saja. Namun bisa berlanjut dalam jangka panjang, serta lebih ahli untuk bertanam sayuran yang lebih bervariasi, termasuk sayuran buah/umbi.