Menyoal Kegemaran Warga Jakarta Tanam Sayuran

Menurut Managing Director Ewindo, Glenn Pardede, sebelum benih sayuran mini ini dipasarkan, sudah dilakukan riset matang selama enam bulan, terutama terkait ketahanan terhadap cuaca serta kemudahan dalam budi daya serta soal kandungan gizi di dalamnya.
Berbeda dengan benih sayuran yang ditujukan bagi petani atau orang yang gemar bercocok tanam. Benih sayuran mini ini tidak membutuhkan keahlian khusus, yang dibutuhkan di sini adalah ketekunan agar tanaman itu selalu disemprot air.
Glenn mengatakan, hanya membutuhkan waktu sekitar 14 hari tanaman sudah dapat dipetik (digunting) serta bisa langsung dimakan sebagai lalap atau bisa juga dibuat untuk jus.
Untuk mendapatkan benih sayuran mini ini, jelas Glenn, juga sangat mudah sudah ada di toko-toko daring yang dikenal masyarakat. Dalam satu paket pembeli sudah mendapatkan benih, media tanam, wadah, serta alat semprot.
Wadah yang kecil tidak membutuhkan ruangan yang luas. Bahkan, bisa ditempatkan di unit-unit apartemen yang berukuran studio sekali pun.
Marak
Pemprov DKI Jakarta menyadari banyaknya warga yang selama pandemi ini mulai bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan-lahan terbatas di rumahnya, atau lahan-lahan kosong yang belum dibangun.
Hal ini diakui Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Pemprov DKI Jakarta, Mujiati, yang mengatakan banyak masyarakat yang meminta melalui suku dinas di Pemkot dan Pemkab untuk diajarkan cara bercocok tanam.
Sejauh ini, masyarakat sudah memanfaatkan pekarangan untuk bertanam sayuran, bahkan ada yang memanfaatkan pagar atau di atas saluran air/ got. Hasilnya, sebagian untuk dikonsumsi masyarakat sendiri.