Jaga Toilet Umum, Penuhi Kebutuhan Kuliah Anak
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Terkadang ada pengguna yang tidak membayar uang Rp2 ribu setiap kali menggunakan toilet. Saya pun terpaksa hanya diam saja, daripada mereka membuang hajat di sembarang tempat dan membuat pasar menjadi kotor dan bau,” ungkapnya.
Isabela mengaku ikhlas, apabila tidak ada orang yang membayar usai menggunakan toilet sehingga terkadang membuat pemasukannya berkurang. Terpaksa harus mencari uang tambahan untuk menutup biaya setoran.
Dia beralasan kadang sebulan untung kadang rugi namun dirinya tetap bertahan sebab harus membiayai anaknya yang sedang berkuliah di Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere.
“Saya juga harus membayar jasa sedot toilet sendiri apabila lobang penampungnya sudah penuh. Daripada meluap dan menimbulkan bau lebih baik saya bayar jasa sedot wc saja,” ungkapnya.
Salah seorang pengunjung Pasar Alok Maumere, Rusmini, saat ditemui usai menggunakan toilet umum ini mengaku, meskipun ada 3 toilet umum di dalam areal pasar, namun dirinya lebih memilih menggunakan toilet tersebut apabila berbelanja di pasar tradisional.
Rusmini menyebutkan, toilet tersebut relatif bersih karena setiap saat selalu dibersihkan dan air di toilet melimpah sehingga penjaganya selalu membersihkan ruangan di toilet.
“Saya seminggu bisa tiga kali berbelanja di pasar ini sehingga selalu menggunakan toilet ini. Toiletnya bersih dan lantai ruangannya pun selalu dibersihkan termasuk klosetnya,” ungkapnya.