TGPF Intan Jaya Diminta Segera Selesaikan Laporan Investigasi

Keluarga korban, kata Mahfud, bahkan memberikan izin kepada tim untuk mengautopsi jenazah pendeta Yeremia yang menjadi korban penembakan, yang diduga kuat dilakukan KKB Papua saat itu.

“Dulu itu sulit sekali. Dari awal kita masuk rumah sakit kita masuk, dokter-dokter kita masuk, sekarang tim ini sudah berhasil. Karena tim kami memang pendekatannya lebih kultural,” ungkap Mahfud.

Sementara itu, Mamoto mengatakan tim telah mewawancarai 25 orang lebih saksi dalam proses investigasi.

“Kami periksa 25 saksi, mungkin lebih. Mereka itu, istri korban, saudara yang diminta melihat korban, saksi pascaperistiwa, tenaga medis yang dimintai bantuan untuk membantu korban, dan aparat setempat yang sedang bertugas ketika itu,” ujar dia.

TPGF, ujar dia, juga berhasil meyakinkan keluarga untuk mengautopsi jenazah Pendeta Yeremia yang menjadi korban penembakan, di mana hasilnya dapat menguatkan bukti di pengadilan nantinya.

“Autopsi itu rangkaian proses penyidikan. Jadi, tidak tergantung tugas TPGF, kami hanya membuka blokade. Pengalaman kami, hasil visum bisa keluar dalam dua minggu,” ujarnya.

Rangkaian peristiwa terkait kasus penembakan di Intan Jaya Papua itu, ujar dia, juga sudah dibuatkan laporan polisi via Kasatreskrim.

“Hasil olah TKP, temuan-temuan di TKP, foto dokumentasi kejadian juga ada. Jadi, semua peristiwa itu akan diproses secara hukum dan ini sementara berjalan,” ujar dia.

Tim itu juga akan terus memantau hasil investigasi hingga di proses penyidikan. Dia memastikan seluruh proses investigasi akan rampung, dan dapat mengungkap pelaku seperti yang memang diharapkan para keluarga korban.

Lihat juga...