Pesona Alami Pantai Minang Rua, Undang Wisatawan Berlibur

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kondisi alam semacam itu, sebut Saiman Alex, masih terus berpotensi terjadi. Sebab faktor angin barat dan selatan menyebabkan gelombang menghantam perairan setempat. Pasir akan tergerus ke lautan jika penanaman pohon kelapa dan ketapang tidak digencarkan. Perakaran yang kuat sekaligus menahan pantai dari abrasi di masa depan.

Iwan, salah satu pengunjung asal Lampung Timur mengaku, pasir putih jadi daya tarik. Mengajak serta keluarganya sebagian anak-anak bermain pasir jadi salah satu kegiatan menarik. Kondisi pantai yang landai oleh timbunan pasir memudahkan anak-anak berenang tanpa khawatir terkena batu karang. Bentang alam yang tercipta oleh gelombang dan aliran sungai, jadi spot menarik untuk fotografi.

“Saya bisa mengambil angle menarik dari kondisi alam pantai berpasir dengan latar belakang perbukitan Kepayang,” cetusnya.

Bentuk pantai yang selalu berubah oleh alam sebutnya, tidak berimbas kerusakan. Justru perubahan oleh alam membuat wisatawan tidak hanya mendapatkan sajian pemandangan yang monoton. Saat musim penghujan, ketika dua muara sungai terbelah, wisatawan bisa menikmati air asin dan air tawar sekaligus. Selain itu, sejumlah vegetasi alam baru bisa jadi sarana edukasi.

Stevani, pengunjung lain menyebut, keberadaan pohon peneduh jadi naungan yang juga alami. Meski disediakan sejumlah saung dari kayu, berteduh di bawah pohon ketapang dan duduk di kursi kayu lebih nyaman.

Stevani, salah satu wisatawan menikmati suasana Pantai Minang Rua, Minggu (11/10/2020) – Foto: Henk Widi

Ia mengaku, lokasi tempatnya duduk belasan tahun silam berada di atas laut. Sedimentasi pasir berimbas bibir pantai terus bertambah.

Lihat juga...