Pesona Alami Pantai Minang Rua, Undang Wisatawan Berlibur

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sebuah objek wisata akan dikunjungi saat menghadirkan potensi atraksi, amenitas dan aksesibilitas (3A) yang mendukung.

Pantai Minang Rua salah satunya, memiliki ketiganya sebagai syarat untuk jadi destinasi wisata. Era tahun 2000-an pantai tersebut dominan hanya jadi lokasi tambat perahu. Hingga memasuki 2013 situasi alam mengubah kontur pantai tersebut.

Saiman Alex, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Minang Rua Bahari, menyebut, pantai didominasi karang berbatu. Tebing terjal bebatuan  hanya menjadi lokasi memancing  khususnya dari tebing batu (rock fishing). Dua cabang muara sungai dari hulu sungai Kepayang jadi pembelah sejumlah titik pantai. Jangkauan sulit dilakukan imbas harus melintasi dua sungai.

Saiman Alex (kanan), Ketua Pokdarwis Minang Rua Bahari di Desa Kelawi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan memindahkan telur penyu yang akan ditetaskan pada lokasi penangkaran penyu, Minggu (11/10/2020) – Foto: Henk Widi

Bukan imbas reklamasi oleh campur tangan manusia, kondisi alam jadi penyumbang keindahan. Dua muara sungai mengirimkan jutaan kubik pasir dari hulu sungai ke muara. Tersibak oleh gelombang dan ombak pantai yang terbawa aliran sungai kembali ke daratan. Karang dan batu pun mulai tertimbun dan dua muara sungai hilang.

“Kondisi alam berimbas terbentuknya gunung pasir dan mencegat aliran air sungai Kepayang membentuk laguna, memisahkan air laut dan air sungai semakin indah kala kemarau. Namun saat penghujan banjir akan membelah bendungan alami dari pasir,” terang Saiman Alex, saat ditemui Cendana News, Minggu (11/10/2020).

Lihat juga...