Pemulung Raih Berkah Sampah dari Unjuk Rasa di Bandar Lampung

Editor: Koko Triarko

Baharudin menyebut, informasi akan adanya unjuk rasa selalu menjadi magnet baginya. Terkait isu yang disuarakan oleh pendemo, ia tidak pernah ambil pusing. Tujuannya ikut membaur dengan demonstran atau berada di lokasi unjuk rasa, hanya untuk mencari sampah yang bisa dijual. Kardus bekas air mineral, gelas dan botol plastik menjadi sasarannya.

Peningkatan volume sampah plastik di lokasi unjuk rasa, tambah Baharudin, didukung lokasi berada di dekat sejumlah toko. Sejumlah toko waralaba yang menyediakan minuman kemasan serta pedagang minuman keliling, membuat sampah bertambah. Setengah hari saja ia mengaku bisa mengumpulkan lebih dari lima karung.

“Kalau ditimbang bisa mencapai puluhan kilogram, namun harus disortir agar tetap bisa dimanfaatkan,” beber Baharudin.

Senada dengan Burhanudin, tukang rongsokan dengan membawa gerobak bernama Nurkolis, juga mengaku mendapat berkah. Unjuk rasa boleh usai, namun ia baru memulai usahanya lebih giat. Sebab, ia bisa mengumpulkan botol bekas air mineral di halaman kantor DPRD Provinsi Lampung. Sebagian sudah terinjak dan rusak, sebagian tetap utuh.

“Gerobak saya tempatkan di lokasi yang dekat dengan area unjuk rasa, anak dan istri ikut serta mengumpulkan sampah,” terang Nurkolis.

Nurkolis menyebut, sebagian sampah plastik tidak melulu ada di jalan, lapangan dan tempat sampah. Ia harus rela turun ke sungai dan selokan di sekitar Jalan Wolter Monginsidi. Sebab, sebagian pengunjukrasa memilih membuang botol, gelas plastik sisa minuman ke selokan dan sungai. Langkah mengambil sampah plastik, sebutnya, ikut membantu petugas kebersihan.

Hasil pengumpulan sampah plastik selanjutnya akan dikumpulkan di rumahnya untuk penyortiran. Jenis sampah kertas kardus, sebutnya, dijual seharga Rp500, plastik botol air mineral Rp1.000 hingga Rp2.000 tergantung kondisi. Meski dijual dengan harga murah, ia kerap menjual sampah plastik saat sudah terkumpul mencapai 1 ton.

Lihat juga...