‘Banjir Darah’ Terangi Generasi Muda di Tengah Kegelapan Sejarah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Jadi, adik-adik milenial mengajinya harus kaffah. Untuk bisa kaffah, maka struktur berpikir harus runtut,” tandasnya.
Kedua yakni, mengenal wajah komunis harus tahu bagaimana sejarahnya. Sejarah komunis dunia selama 76 tahun sejak 1917-1991 berhasil mengomuniskan 75 negara. Padahal, kekuasaan paham komunis itu tidak mengutamakan kesejahterakan bagi rakyat, yang ada adalah penderitaan dan penyiksaan.
Sedangkan sejarah komunis di Indonesia, sejak tahun 1926. Kemudian tiga bulan sejak proklamasi kemerdekaan tepatnya bulan Oktober 1945, sudah memulai kiprah kekejaman yang dilakukan orang-orang yang berafiliasi pada PKI.
Misalnya kejadian di pantai Mauk Tangerang, Banten dan juga Lebak serta di daerah lain. Satu tahun berikutnya, kejadian di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Tokohnya Kutil mendirikan negara komunis Talang tahun 1946.
Kemudian tahun 1948 di Madiun, Jawa Timur dengan tokoh Amir Syarifuddin mendirikan negara Republik Soviet Indonesia. “Jadi semacam cabang negara komunis,” ujarnya.
Di Madiun terjadi pembantaian dan ada tujuh sumur neraka di sana. Selain itu, ada momumen-monumen sejarah bukti pembantaian PKI lainnya yang bisa disaksikan.
Tahun 1950, yang sangat diingat oleh Presiden Soekarno adalah diakomodirnya PKI. Ini yang disayangkan. Dan sepanjang tahun 1960-1965, banyak sekali peristiwa teror maupun pembunuhan.
“Bisa dibaca di buku ini. Karena kebenaran wawancara dari korban dan saksi hidup. Jadi 30 September itu hanya puncak saja, karena memang peristiwanya bernilai sangat besar,” ungkap Anab.
Ketiga adalah mengenal manusianya. Karena menurutnya, komunisme itu tidak meninggalkan jejak gemilang dari kemanusiaan.