Anggaran Sektor Pertanian di Sikka Dinilai Masih Minim

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Sektor pertanian di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, memegang peranan penting, karena hampir sebagain warganya mengandalkan hidupnya dari sektor ini. Terutama, hasil pertanian dan perkebunan.

Meski begitu, anggaran untuk sektor pertanian, terutama bantuan yang diberikan kepada petani masih sangat kecil, dan pemberian bantuan ke kelompok tani belum tepat sasaran.

“Anggaran di sektor pertanian untuk Kabupaten Sikka menurut saya masih sangat kecil,“ sebut Direktur Wahana Tani Mandiri, Carolus Winfridus Keupung, saat ditemui Cendana News di kantornya, Rabu (7/10/2020).

Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) Kabupaten Sikka, NTT, Carolus Winfridus Keupung, saat ditemui di kantornya, Rabu (7/10/2020). -Foto: Ebed de Rosary

Menurut Win, sapaannya, kebijakan anggaran untuk sektor pertanian harus diperbesar, sehingga eksekutif dan legislatif harus mulai berpikir untuk menganggarkan dana lebih besar untuk sektor ini.

Ia menyebutkan, faktor anggaran sangat berpengaruh. Bila dibandingkan dengan tahun 1980 hingga 1990-an, dana di sektor pertanian begitu besar, sehingga ada swasembada pangan.

“Harus ada kebijakan anggaran yang berpihak kepada para petani. Selain itu, pendampingan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pun harus lebih intensif dan rutin, agar hasil produski pertanian bisa meningkat,” ungkapnya.

Win menegaskan, masyarakat petani di Kabupaten Sikka tidak pernah menjual ternak besar seperti sapi, kambing dan babi untuk membeli bahan pangan, semisal jagung maupun beras dalam jumlah besar.

Menurutnya, para petani  hanya menjual ayam untuk membeli beras, sementara menjual sapi dan lainnya untuk membiayai sekolah anak, biaya berobat dan lainnya. Kecuali, peternak murni yang menjual ternaknya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lihat juga...