Warga Padang Ini Jatuh Bangun Rintis Usaha Konveksi hingga Beraset Miliaran
Editor: Koko Triarko
Setiba di rumah, ia mengatakan kepada istrinya untuk kembali bekerja di tempat usaha konveksi kakaknya, karena merintis usaha sendiri sangat susah dan butuh perjuangan yang begitu sulit dilalui. Namun, istrinya menolak dan meminta dirinya untuk terus lebih berusaha lagi.
Tak hanya itu, bahkan istrinya juga marah mendengar adanya keinginan untuk kembali menjadi anak buah di tempat konveksi, meskipun konveksi tersebut milik kakaknya.
“Mendengar saya ingin kembali jadi anak buah kakak saya, istri saya marah, karena anak-anak sudah mulai besar. Biaya kebutuhan besar,” ujar dia.
Mendengar yang disampaikan istrinya, kata bapak itu, dia pun kembali bangkit, apalagi ketika itu istrinya juga ikut membantu mencarikan langganan tas di Pasar Raya Padang.
Usaha istri mencari langganan pun membuahkan hasil. Usaha konveksinya pun perlahan-lahan mulai bangkit. Meski tak berkembang, tapi sebagian dari hasil usaha tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun di pertengahan 1989, usaha yang baru mulai bangkit itu kembali diterpa persoalan pendapatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, hingga akhirnya Anasrizal pun terpaksa menjadi pelaku usaha konveksi musiman.
“Maksudnya, saya buat tas hanya ketika tahun ajaran baru sekolah. Di luar itu, saya kembali bekerja dengan kakak saya. Maklum, ketika itu saya masih gamang untuk mandiri,” jelas Anasrizal.
Sebelum usaha konveksinya besar seperti sekarang ini, Anasrizal pun mengaku sudah empat kali jatuh bangun. Penyebabnya, selain tidak punya modal yang cukup besar, persaingan pasar ketika itu juga sulit.
Bahkan, tak mudah untuk meraih simpati pemilik toko yang mau menampung tas yang diproduksi.