Tumpang Sari Pepaya Tambah Penghasilan Petani di Lamsel
Editor: Koko Triarko
Selain dijual ke pengepul setiap pekan mencapai ratusan buah, pembeli kerap datang langsung ke kebunnya. Pembeli bisa memilih pepaya yang setengah matang hingga matang. Memasuki musim kemarau, permintaan buah pepaya meningkat sebagai buah segar dan berbagai olahan kuliner. Rasa manis buah pepaya calina menjadikan buah tersebut menjadi favorit.
Sementara itu penanaman pepaya calina dilakukan Sumardiono, dengan pepaya jenis genjah dan bulat. Jenis pepaya genjah dan bulat, menurutnya kerap digunakan untuk sayuran. Kebutuhan pepaya untuk sayuran digunakan untuk campuran pembuatan kuliner pecel dan sayuran lain. Jenis tanaman pepaya genjah juga bisa menghasilkan sayuran pada bagian daun.
Khusus untuk pepaya calina, Sumardiono hanya menjualnya untuk kebutuhan buah segar. Pembeli kerap datang membeli pepaya calina dari sejumlah petani yang melakukan sistem tumpang sari. Lahan budi daya tanaman pepaya calina masih bisa dimanfaatkan olehnya untuk penanaman jahe, cabai dan berbagai jenis tanaman bumbu. Penanaman pepaya calina, juga bisa dilakukan dengan budi daya tanaman pisang.
Nuramsah, pedagang buah di Bakauheni, menyebut pepaya calina banyak diminati. Buah yang memiliki warna kulit dan daging buah menarik dijual Rp6.000 hingga Rp8.000 sesuai ukuran. Penjualan pepaya calina di pasar tradisional masih cukup murah. Sebab, jenis pepaya calina yang dijual di pasar swalayan dijual dengan sistem timbangan.
“Harga pepaya calina di pasar swalayan lebih mahal, karena telah disortir untuk buah yang masuk grade A ukuran lebih besar, dijual per gram Rp800,”cetusnya.
Konsumen pepaya calina dominan ibu rumah tangga dan pedagang es buah dan rujak. Pasokan pepaya calina, menurutnya tidak pernah terkendala dari petani. Melimpahnya pasokan pepaya calina kerap berimbas buah membusuk sebelum habis terjual. Namun, pepaya yang nyaris membusuk masih dibeli oleh pembudidaya ikan gurami untuk pakan.