Tumpang Sari Pepaya Tambah Penghasilan Petani di Lamsel

Editor: Koko Triarko

Memiliki kandungan vitamin A dan C yang tinggi dan bagus untuk pencernaaan, membuat pepaya calina diminati. Alfiyah memamen pepaya calina dalam kondisi setengah matang atau mengkal hingga matang. Prospek permintaan berasal dari pedagang rujak, manisan dan es buah. Ia menjual pepaya langsung ke pedagang atau pengepul yang datang ke kebun miliknya.

Penjualan pepaya calina diakuinya cukup mudah, dengan harga jual Rp2.500 hingga Rp3.500 di tingkat petani. Sebagian pedagang menjualnya dengan sistem timbangan dengan harga Rp5.000 hingga Rp8.000 per kilogram.

Memanfaatkan kebun untuk tumpang sari, Alfiyah bisa memanen pisang, singkong dan berbagai jenis sayuran. Hasilnya, setiap dua pekan ia menghasilkan ratusan ribu dari penjualan hasil kebun.

“Memaksimalkan lahan untuk berbagai jenis budi daya pepaya calina, bisa jadi alternatif karena toleran pada tanah kurang subur,” bebernya.

Hasan, pembudidaya  pepaya calina memilih tumpang sari dengan tanaman jagung. Saat tanaman pepaya memasuki usia lima bulan, proses penanaman jagung bisa dilakukan. Saat pepaya calina siap berbuah, tanaman jagung memasuki proses pemupukan. Pemupukan jagung sekaligus memberi asupan nutrisi bagi tanaman pepaya calina.

Tanaman pepaya calina, sebutnya, memiliki daya tahan pada kondisi cuaca dan tanah yang kurang subur. Meski demikian, Hasan melakukan proses pengolahan lahan untuk budi daya pepaya calina. Kualitas buah yang dihasilkan akan makin manis, dan satu pohon bisa dipanen rata-rata dua hingga tiga buah saat pemetikan.

“Menanam ratusan pohon pepaya calina bisa mendapatkan omzet jutaan rupiah pe rbulan, karena buah tidak pernah berhenti,” cetusnya.

Lihat juga...