Alsintan Modern Permudah Pemanfaatan Lahan Kering di Lamsel
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
LAMPUNG — Musim kemarau yang melanda sebagian wilayah Lampung Selatan dimanfaatkan petani untuk pemanfaatan lahan kering. Dengan menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern untuk pengolahan lahan, masyarakat setempat dapat menghemat biaya dan waktu.
Wayan Mayor, petani di Desa Bangun Rejo, Kecamatan Ketapang menyebutkan, penggunaan alsintan modern bertenaga mesin cocok digunakan pada lahan kering. Sebelumnya lahan kering kerap tidak dimaksimalkan imbas sulitnya pengolahan lahan.
“Kini usai panen jagung musim kemarau lahan kering bisa dimanfaatkan untuk menanam komoditas pertanian jenis hortikutura, seperti kacang tanah, kedelai dan kacang hijau dengan penggemburan lahan memakai traktor lahan kering,” terang Wayan Mayor saat ditemui Cendana News, Jumat (25/9/2020).
Tenaga tarik alsintan modern untuk pembajakan lahan sebut Wayan Mayor cukup besar. Sebaliknya saat memakai alsintan tradisional butuh biaya yang lebih banyak. Sebab tenaga buruh menggunakan tenaga ternak sapi atau cangkul butuh waktu lama. Upah tenaga kerja harian yang mencapai Rp100.000 akan memperbesar biaya tenaga kerja. Sebaliknya dengan mesin traktor lebih hemat.
Pada luas lahan seperempat hektare biaya pengolahan lahan hanya mencapai Rp600ribu. Jika menggunakan tenaga manusia atau ternak penarik biaya yang dikeluarkan bisa mencapai lebih dari Rp1juta.
Efesiensi biaya dan waktu sebutnya telah dikalkukasi sehingga ia memilih investasi modal dalam bentuk alsintan modern. Luas lahan satu hektare bahkan cukup mengeluarkan biaya Rp2,4juta.
“Mesin traktor pengolah lahan kering bisa diatur kedalaman mata bajak karena daya tarik yang kuat,”terang Wayan Mayor.